Ukuran Font Artikel
Small
Medium
Large

Pentingnya Mindset Sales dan Marketing dalam Mencari Kerja

 Sales marketing

Banyak orang mungkin bilang, "Gue nggak ngerti sales, apalagi marketing," seolah-olah dua hal ini cuma buat orang yang kerja di bidang penjualan atau promosi. Tapi kalau kamu pikir lagi, sadar nggak sih kalau kamu sebenarnya udah jadi "salesman" sejak mulai ngirim CV buat cari kerja? Yup, proses cari kerja itu sebenarnya adalah proses menjual diri kamu ke perusahaan. Nah, makanya, kamu perlu mindset sales dan marketing buat bisa sukses.

Kamu pasti pernah denger yang namanya SWOT Analysis, kan? Ini bukan cuma buat bisnis atau produk, tapi juga buat diri kamu sendiri. Gini cara breakdown-nya:

Table of Contents

1. SWOT Analysis: Kenali Diri Kamu Sendiri

I. Strengths (Kekuatan)
Apa sih kelebihan kamu? Kelebihan ini bisa berupa skills, pengalaman, atau pencapaian yang relevan dengan pekerjaan yang kamu lamar. Misalnya, kalau kamu melamar kerjaan di bidang desain grafis, highlight keahlian kamu di software seperti Adobe Illustrator atau Photoshop. Kalau kamu melamar di bidang digital marketing, ceritain bagaimana kamu berhasil meningkatkan traffic website klien atau nge-boost engagement di social media. Jangan malu buat nge-spotlight kelebihan kamu, tapi pastiin tetap relevan ya!

II. Weaknesses (Kelemahan)
Nggak perlu malu buat jujur soal kelemahan. Tapi yang penting, kamu juga harus punya solusi atau action plan. Misalnya, kamu mungkin kurang pengalaman di satu tools atau software, tapi kamu bisa bilang kalau kamu lagi ngambil kursus atau sertifikasi untuk ningkatin kemampuan itu. Ini nggak cuma menunjukkan kalau kamu aware sama kelemahanmu, tapi juga kamu punya inisiatif buat improve.

III. Opportunities (Peluang)
Apa yang bisa kamu tingkatin di diri kamu? Lihat kesempatan buat ningkatin skill atau ambil proyek-proyek baru. Di era sekarang, belajar itu bisa kapan aja dan di mana aja. Misalnya, kalau kamu ngelihat tren naiknya kebutuhan akan data-driven marketing, kamu bisa coba belajar analisis data dengan tools seperti Google Analytics atau HubSpot. Ini adalah opportunities yang bisa bikin kamu lebih unggul dari kandidat lain.

IV. Threats (Ancaman)
Pesaing di luar sana siapa aja? Apa mereka punya keahlian atau pengalaman yang mungkin lebih kuat dari kamu? Jangan dihindarin, justru pelajari. Kalau kamu tahu kandidat lain lebih banyak pengalaman, kamu bisa nge-counter itu dengan fokus ke kelebihan kamu yang nggak mereka punya, atau menunjukkan kalau kamu punya potensi berkembang lebih jauh. Intinya, antisipasi ancaman dan siapkan strategi buat menghadapi itu.

2. 4P of Marketing: Kamu adalah Produk

Sekarang masuk ke konsep marketing, khususnya 4P (Product, Price, Place, Promotion). Ya, kamu adalah produknya, dan kamu harus ngejual diri kamu sebaik mungkin.

I. Product (Produk)
Kamu sendiri adalah produk yang dijual. Bagaimana kamu mem-branding diri? Self-branding penting banget, dan ini lebih dari sekadar kata-kata di CV. Kamu harus bisa menunjukkan value kamu. Apa yang bikin kamu berbeda dari yang lain? Apa yang kamu tawarkan ke perusahaan? Misalnya, kamu bisa bilang kalau kamu orang yang proaktif, selalu haus belajar, atau selalu ngasih ide fresh ke tim. Itu adalah brand positioning kamu.

II. Price (Harga)
Ekspektasi gaji itu bagian dari harga yang kamu tawarkan. Ini bukan berarti kamu harus jual murah supaya diterima, tapi juga jangan pasang harga terlalu tinggi tanpa pertimbangan. Riset dulu berapa gaji rata-rata buat posisi yang kamu lamar, terus sesuaikan sama level experience dan skill yang kamu punya. Jangan takut negosiasi, tapi pastikan kamu punya alasan kuat kenapa kamu layak dapet angka segitu.

III. Place (Tempat)
Posisi atau role yang tepat buat kamu itu penting banget. Jangan asal tembak banyak lamaran ke semua posisi yang ada. Pastikan kamu lamar di role yang sesuai sama skill dan kompetensi kamu. Kalau kamu spesialis di digital marketing, ya lamar di bidang itu. Jangan maksa lamar di bidang yang nggak sesuai cuma karena desperate.

IV. Promotion (Promosi)
Ini bagian yang paling kelihatan: CV dan interview. CV kamu harus bisa "menjual" skill kamu secara spesifik dan relevan. Hindari pakai satu CV buat semua posisi. Kustomisasi CV sesuai pekerjaan yang kamu lamar, dan highlight hal-hal yang relevan. Di interview, itu kesempatan kamu buat benar-benar mempromosikan diri. Storytelling jadi salah satu teknik ampuh. Ceritakan bagaimana kamu menyelesaikan masalah, mengembangkan proyek, atau mencapai target di pekerjaan sebelumnya.

3. Communication Skills: Pentingnya Bahasa Tubuh dan Storytelling

Saat interview, kemampuan komunikasi kamu diuji, dan nggak cuma soal apa yang kamu katakan, tapi juga bagaimana kamu menyampaikan pesan itu. Bahasa tubuh kamu harus selaras dengan apa yang kamu katakan. Jangan kaku, tapi juga jangan overconfident. Pastikan body language kamu mendukung pesan yang kamu sampaikan. Ekspresi wajah juga nggak kalah penting, tunjukkan antusiasme saat menjawab pertanyaan.

Storytelling adalah cara terbaik untuk menyampaikan pengalaman kerja kamu. Daripada cuma bilang "Saya pernah bekerja di perusahaan X selama 3 tahun," lebih baik ceritakan dengan detail proyek-proyek yang kamu kerjakan di sana, tantangan yang kamu hadapi, dan bagaimana kamu mengatasinya. Ini nggak cuma menunjukkan pengalaman, tapi juga skill problem-solving kamu.

4. Mindset yang Tepat untuk Sukses

Pada akhirnya, mindset marketing dan sales ini akan membantu kamu lebih siap dalam menghadapi proses rekrutmen. Ini bukan cuma soal punya CV yang bagus atau bisa menjawab pertanyaan interview dengan baik, tapi lebih dari itu, ini soal bagaimana kamu bisa memposisikan diri sebagai kandidat yang diinginkan perusahaan. Ingat, di dunia yang kompetitif ini, mereka yang bisa "menjual" diri dengan baik yang akan keluar sebagai pemenang.

Kesimpulan

Proses mencari kerja nggak jauh beda sama menjual produk. Bedanya, kamu adalah produknya. Kamu harus tahu kelebihan dan kekuranganmu, peluang yang bisa kamu manfaatkan, dan ancaman dari pesaing. Dengan pendekatan SWOT Analysis dan 4P of Marketing, kamu bisa lebih strategis dalam menjalani proses rekrutmen. Ditambah dengan kemampuan komunikasi yang baik, kamu bisa mempromosikan diri secara efektif dan menarik perhatian recruiter. Jadi, mulai sekarang, berhenti bilang kalau kamu nggak paham sales dan marketing. Karena sebenarnya, setiap kali kamu cari kerja, kamu lagi jualan dirimu sendiri.

FAQ:

  1. Apakah semua orang butuh paham marketing untuk mencari kerja?
    Ya, karena mencari kerja itu sebenarnya proses menjual diri dan skills kamu ke perusahaan.

  2. Kenapa perlu SWOT Analysis untuk diri sendiri?
    SWOT membantu kamu memahami kelebihan, kelemahan, peluang, dan ancaman sehingga kamu lebih siap menghadapi rekrutmen.

  3. Bagaimana cara menyesuaikan gaji yang diharapkan?
    Riset gaji rata-rata untuk posisi yang kamu lamar dan sesuaikan dengan skill dan pengalaman kamu.

  4. Apa pentingnya body language dalam interview?
    Bahasa tubuh yang tepat bisa mendukung pesan yang kamu sampaikan dan menunjukkan rasa percaya diri.

  5. Kenapa storytelling efektif saat interview?
    Storytelling membantu kamu menyampaikan pengalaman dan skill dengan cara yang menarik dan mudah dipahami recruiter.

Posting Komentar
Digital Product
120 Hook Content
IDR 20.000
Service
CV ATS Friendly
IDR 48.000